TUGAS INPUT-OUTPUT
INPUT : SCANNER
Jenis scanner : Scanner A4 flatbed, ADF
Digital mengirim fitur standar : kirim ke E-mail, kirim ke folder, LDAP atau local buku alamat E-mail yang menangani, Kerberos dan LDAP otentikasi, Grup 1/Grup 2 otentikasi PIN
Bit kedalaman : 8-bit
Kapasitas ADF standar : 50 lembar
Pengumpan dokumen otentikasi kecepatan scan : sampai dengan 55 ipm (b & w), sampai dengan 33 ipm (warna)
Jenis media : kertas, label, dan kartu (melalui kaca), transparansi
ADF spesifikasi : system operasi yang kompatibel
Windows 2000 profesional
Windows 2000 server
Windows 2000 advanced server
Windows XP Profesional
Windows server 2003
Windows 2003 Enterprise
Mac yang kompatibel
Konektivitas : konektivitas, standar
1 Ethernet 10/100 Base-TX
1 Terbuka ELO
1 USB
Kekurangan : Kelemahan scanner A4 Flatbed adalah perlunya keseriusan dalam merawat dan membersihkan kaca. Sumber kotoran dapat berasal dari kertas dokumen yang dipindai/di-scan, debu yang menempel pada kaca sebelah dalam, maupun goresan kecil yang muncul tanpa disengaja.
Kotoran kecil saja dapat menjadi pengganggu yang sangat besar pada gambar hasil scanning. Kelemahan lain, scanner A4 Flatbed tidak dapat digunakan untuk scanning kertas berukuran folio/legal.
Kelebihan : Scanner A4 flatbed butuh waktu 15 hingga 60 detik untuk scanning 1 halaman dokumen. Resolusi scanner flatbed biasanya 600 hingga 4800 dpi. Semakin tinggi dpi, hasil gambar semakin bagus, tetapi waktu yang dibutuhkan untuk scanning semakin lama pula. Scanner ini cocok untuk pekerjaan scanning dalam jumlah sedikit, misal 1 hingga 10 halaman foto maupun dokumen. Apabila jumlah dokumen mencapai ratusan, ribuan, bahkan jutaan lembar, penggunaan scanner ini menjadi tidak efisien.
Sumber : http://mesinpercetakan.com/scanner-percetakan-type-dan-tips-membeli/
Jumat, 28 Oktober 2011
Rabu, 26 Oktober 2011
KONFLIK RI-MALAYSIA
KONFLIK RI-MALAYSIA
Pada masa lalu, RI-Malaysia mempunyai sejarah hubungan yang tidak harmonis. RI di masa Soekarno menganggap Malaysia sebagai antek imperialisme karena kedekatannya dengan Inggris. Muncullah saat itu Dwikora, yang salah satu isinya adalah mengganyang Malaysia. Saat itu, sudah terjadi beberapa kali kontak senjata antara militer kedua negara. Politik Ganyang Malaysia pada tahun 60-an benar-benar dijiwai generasi pada masa itu, sehingga banyak pemuda yang bersedia masuk wamil dan dikirim di belantara Serawak untuk menyerbu Malaysia, meskipun banyak diantara mereka yang tidak kembali. Kenangan masa lalu itulah yang mengilhami masyarakat Indonesia sekarang bersikap lebih keras pada Malaysia, ditambah dengan perasaan terhina karena banyak TKI (illegal) yang tertangkap di negara jiran tersebut. Pemerintah RI sendiri menganggap keutuhan NKRI merupakan harga mati, sehingga setiap ancaman terhadap kedaulatan negara harus segera diatasi.
Potensi minyak mentah di kawasan Ambalat merupakan penyebab lain kedua negara berusaha mempertahankan klaimnya. Malaysia mengklaim Ambalat sebagai bagian dari wilayahnya berdasarkan peta yang mereka susun pada tahun 1979. Padahal peta itu bermasalah karena negara- negara di kawasan ASEAN, yaitu Singapura, Vietnam, Filiphina dan Thailand juga memprotes penggunaan peta tersebut. Indonesia mempertahankan kawasan Ambalat berdasarkan hukum internasional, yang menyatakan bahwa negara kepulauan memiliki batas luar wilayah sampai dengan 12 mil laut.
Konflik yang terjadi antara RI-Malaysia bisa menjadi ganjalan dalam mewujudkan ASEAN yang bersatu. Namun demikian, konflik ini juga lebih mudah diselesaikan melalui jalur diplomatic karena adanya wadah ASEAN tersebut. Sangat beresiko untuk membiarkan konflik ini berlarut-larut karena kedua negara ini mempunyai posisi penting dalam menjaga kestabilan wilayah Asia Tenggara.
SUMBER: http://www.scribd.com/doc/4407559/KONFLIK-RIMALAYSIA
Comment :
In my opinion, actually I just know that the conflict between Indonesia and Malaysia has been used since. After reading the above article, why in ancient times we also have a bad thought to Malaysia because Malaysia is only friends with the UK which we are the occupiers. It can all lead to revenge itself for Malaysia to Indonesia.
If that's the problem of illegal migrant workers own unofficial alias, we also can not blame Malaysia actually, because it may have been illegal migrants do not really work there so her employer is also not satisfied with the workings of their status or the workers themselves could not be was told by a good - good longer be a cause of violence to workers. And also for workers displaced workers, it is possible for an illegal just because it's obviously not an official of the State.
Then if the problem Malaysia stole Indonesia culture I also can not forgive, because Indonesia is my country should I keep and preserve their culture, language, environment.
We should be proud to be the State - each, due on a State must have its own advantages. So no need to steal the culture of others.
When speaking of the conflict between Indonesia and Malaysia can be a stumbling block to realizing a unified ASEAN is true, in circumstances like this we can not communicate well with Malaysia indirectly, and would want each other down with each other.
but the point of it all, we as fellow country do each other down with each other. we sebgai states should unite, to create something more to the world. so many comments from me, thank you.
Pada masa lalu, RI-Malaysia mempunyai sejarah hubungan yang tidak harmonis. RI di masa Soekarno menganggap Malaysia sebagai antek imperialisme karena kedekatannya dengan Inggris. Muncullah saat itu Dwikora, yang salah satu isinya adalah mengganyang Malaysia. Saat itu, sudah terjadi beberapa kali kontak senjata antara militer kedua negara. Politik Ganyang Malaysia pada tahun 60-an benar-benar dijiwai generasi pada masa itu, sehingga banyak pemuda yang bersedia masuk wamil dan dikirim di belantara Serawak untuk menyerbu Malaysia, meskipun banyak diantara mereka yang tidak kembali. Kenangan masa lalu itulah yang mengilhami masyarakat Indonesia sekarang bersikap lebih keras pada Malaysia, ditambah dengan perasaan terhina karena banyak TKI (illegal) yang tertangkap di negara jiran tersebut. Pemerintah RI sendiri menganggap keutuhan NKRI merupakan harga mati, sehingga setiap ancaman terhadap kedaulatan negara harus segera diatasi.
Potensi minyak mentah di kawasan Ambalat merupakan penyebab lain kedua negara berusaha mempertahankan klaimnya. Malaysia mengklaim Ambalat sebagai bagian dari wilayahnya berdasarkan peta yang mereka susun pada tahun 1979. Padahal peta itu bermasalah karena negara- negara di kawasan ASEAN, yaitu Singapura, Vietnam, Filiphina dan Thailand juga memprotes penggunaan peta tersebut. Indonesia mempertahankan kawasan Ambalat berdasarkan hukum internasional, yang menyatakan bahwa negara kepulauan memiliki batas luar wilayah sampai dengan 12 mil laut.
Konflik yang terjadi antara RI-Malaysia bisa menjadi ganjalan dalam mewujudkan ASEAN yang bersatu. Namun demikian, konflik ini juga lebih mudah diselesaikan melalui jalur diplomatic karena adanya wadah ASEAN tersebut. Sangat beresiko untuk membiarkan konflik ini berlarut-larut karena kedua negara ini mempunyai posisi penting dalam menjaga kestabilan wilayah Asia Tenggara.
SUMBER: http://www.scribd.com/doc/4407559/KONFLIK-RIMALAYSIA
Comment :
In my opinion, actually I just know that the conflict between Indonesia and Malaysia has been used since. After reading the above article, why in ancient times we also have a bad thought to Malaysia because Malaysia is only friends with the UK which we are the occupiers. It can all lead to revenge itself for Malaysia to Indonesia.
If that's the problem of illegal migrant workers own unofficial alias, we also can not blame Malaysia actually, because it may have been illegal migrants do not really work there so her employer is also not satisfied with the workings of their status or the workers themselves could not be was told by a good - good longer be a cause of violence to workers. And also for workers displaced workers, it is possible for an illegal just because it's obviously not an official of the State.
Then if the problem Malaysia stole Indonesia culture I also can not forgive, because Indonesia is my country should I keep and preserve their culture, language, environment.
We should be proud to be the State - each, due on a State must have its own advantages. So no need to steal the culture of others.
When speaking of the conflict between Indonesia and Malaysia can be a stumbling block to realizing a unified ASEAN is true, in circumstances like this we can not communicate well with Malaysia indirectly, and would want each other down with each other.
but the point of it all, we as fellow country do each other down with each other. we sebgai states should unite, to create something more to the world. so many comments from me, thank you.
Langganan:
Postingan (Atom)