GLOBAL WARMING
Pengertian
Global Warming.
Atmosfer
bumi mengandung berbagai macam gas, dan diantara gas-gas tersebut terdapat
beberapa gas yang dapat menyimpan dan menghalangi laju kehilangan panas dari
permukaan bumi ke atmosfer. Sebetulnya yang dikenal sebagai ‘gas rumah kaca’,
adalah suatu efek, dimana molekul-molekul yang ada di atmosfer kita bersifat
seperti memberi efek rumah kaca. Efek rumah kaca sendiri, seharusnya merupakan
efek yang alamiah untuk menjaga temperatur permukaaan Bumi berada pada
temperatur normal, sekitar 30°C (Nggieng, 2008), Gas-gas penyimpan panas
tersebut kemudian menyerap dan menyimpan panas bergelombang pendek (matahari)
dan bergelombang panjang (bumi) pada atmosfer didekat permukaan bumi sehingga
menyebabkan suhu bumi meningkat (Johan. M, 2010).
Segala
sumber energi yang terdapat di Bumi berasal dari Matahari. Dengan jumlah
energi ini, bumi kemudian mengalami pemanasan dengan rata-rata suhu
hanya 27o C pada awalnya, dan suhu ini sama dengan
rata-rata suhu normal sebuah kamar (Johan. M, 2010). Menurut teori
radiasi matahari selalu konstan dalam memancarkan cahayanya ke bumi, hanya
jumlah radiasi yang sampai di bumi dipengaruhi oleh banyak faktor seperti
kondisi atmosfer (awan, uap air, kristal garam, debu), posisi bumi terhadap
matahari (lintang dan bujur) dan rotasi bumi pada porosnya (pergantian siang
dan malam), sehingga suhu bumi selalu tidak stabil. Ketidakstabilan ini yang
menyebabkan kondisi iklim diberbagai tempat di bumi juga
berubah-ubah.
Penyebab
Global Warming.
Laporan
IPCC (Intergovernmental Panel on
Climate Change) tahun 2007, menunjukkan bahwa secara rata-rata global
aktivitas manusia semenjak 1750 menyebabkan adanya pemanasan. Perubahan
kelimpahan gas rumah kaca dan aerosol akibat radiasi Matahari dan keseluruhan
permukaan Bumi mempengaruhi keseimbangan energi sistem iklim. Dalam besaran
yang dinyatakan sebagai Radiative
Forcing sebagai alat ukur apakah iklim global menjadi panas atau dingin
(warna merah menyatakan nilai positif atau menyebabkan menjadi lebih hangat,
dan biru kebalikannya), maka ditemukan bahwa akibat kegiatan manusialah
(antropogenik) yang menjadi pendorong utama terjadinya pemanasan global.
(Handoko, 1995 dalam Cahyono,
2004).
Selain
penyebab Global Warming yang
sudah dijabarkan seperti Efek Rumah Kaca dan Efek Umpan Balik Karbondioksida,
penyebab Global Warming yang
lain adalah Variasi Matahari. Variasi dari Matahari, dengan kemungkinan
diperkuat oleh umpan balik dari awan, dapat memberi kontribusi dalam pemanasan
saat ini. Perbedaan antara mekanisme ini dengan pemanasan akibat efek rumah
kaca adalah meningkatnya aktivitas Matahari akan memanaskan stratosfer sebaliknya efek rumah kaca akan mendinginkan
stratosfer. Fenomena variasi Matahari dikombinasikan dengan aktivitas gunung
berapi mungkin telah memberikan efek pemanasan dari masa pra-industri hingga
tahun 1950, serta efek pendinginan sejak tahun 1950.
Dampak
Global Warming.
Pada
dasarnya, para ilmuan menggunakan model komputerisasi untuk mengukur suhu, pola
presipitasi, dan sirkulasi atmosfer untuk mempelajari pemanasan global (Global Warming). Berdasarkan model
tersebut, para ilmuan telah membuat beberapa prakiraan mengenai dampak
pemanasan global bagi bumi dan wilayah pulau-pulau di bumi.
Dampak
Global Warming bagi Bumi.
Pemanasan
Global atau Global Warming
tentu membawa dampak yang tidak baik bagi Bumi, seperti:
1. Naiknya permukaan laut.
Ketika
atmosfer menghangat, lapisan permukaan lautan juga akan menghangat, sehingga
volumenya akan membesar dan menaikkan tinggi permukaan laut. Pemanasan juga
akan mencairkan banyak es di kutub, terutama sekitar Greenland, yang lebih memperbanyak volume air di laut. Tinggi
muka laut di seluruh dunia telah meningkat 10 – 25 cm (4 – 10 inchi)
selama abad ke-20, dan para ilmuwan IPCC memprediksi peningkatan lebih lanjut 9
– 88 cm (4 – 35 inchi) pada abad ke-21.
2. Iklim regional tidak
teratur.
Para
ilmuwan memperkirakan bahwa selama pemanasan global, daerah bagian Utara dari
belahan Bumi Utara (Northern
Hemisphere) akan memanas lebih dari daerah-daerah lain di Bumi.
Akibatnya, gunung-gunung es akan mencair dan daratan akan mengecil. Pada
pegunungan di daerah subtropis, bagian yang ditutupi salju akan semakin sedikit
serta akan lebih cepat mencair. Musim tanam akan lebih panjang di beberapa
area. Suhu pada musim dingin dan malam hari akan cenderung
untuk meningkat.
Berlawanan
dengan pemanasan yang terjadi, beberapa periode yang sangat dingin mungkin akan
terjadi. Pola cuaca menjadi tidak terprediksi dan lebih ekstrem.
3. Suhu Bumi Cenderung
Meningkat.
Orang
mungkin beranggapan bahwa Bumi yang hangat akan menghasilkan lebih banyak
makanan dari sebelumnya, tetapi hal ini sebenarnya tidak sama di beberapa
tempat. Daerah pertanian gurun yang menggunakan air irigasi dari gunung-gunung
yang jauh dapat menderita jika snowpack
(kumpulan salju) musim dingin, yang berfungsi sebagai reservoir alami, akan
mencair sebelum puncak bulan-bulan masa tanam. Tanaman pangan dan hutan dapat
mengalami serangan serangga dan penyakit yang lebih hebat.
4. Penurunan Biodiversitas
Organisme.
Hewan
dan tumbuhan menjadi makhluk hidup yang sulit menghindar dari efek pemanasan
ini karena sebagian besar lahan telah dikuasai manusia. Dalam pemanasan global,
hewan cenderung untuk bermigrasi ke arah kutub atau ke atas pegunungan.
Tumbuhan akan mengubah arah pertumbuhannya, mencari daerah baru karena habitat lamanya menjadi terlalu hangat.
5. Dampak Sosial dan Politik.
Pergeseran
ekosistem dapat memberi dampak pada penyebaran penyakit melalui air (Waterborne
diseases) maupun penyebaran penyakit melalui vektor
(vector-borne diseases). Seperti meningkatnya kejadian Demam Berdarah
karena munculnya ruang (ekosistem) baru untuk nyamuk ini
berkembang biak. Dengan adamya perubahan iklim ini maka ada beberapa spesies
vektor penyakit (eq Aedes Agipty), Virus, bakteri, plasmodium menjadi lebih
resisten terhadap obat tertentu yang target nya adalah organisme tersebut. hal
ini juga akan berdampak perubahan iklim (Climate change)yang bisa berdampak
kepada peningkatan kasus penyakit tertentu seperti ISPA (kemarau panjang /
kebakaran hutan, DBD Kaitan dengan musim hujan tidak menentu) Selain dampak
yang telah dijabarkan di atas, Global
Warming juga akan membawa dampak pada peningkatan frekuensi bencana
alam, kurang kenyamanan hidup, gangguan kesehatan, dan biaya hidup meningkat.
Sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar