Rabu, 24 Oktober 2012

Global Warming

GLOBAL WARMING


Pengertian Global Warming.
Atmosfer bumi mengandung berbagai macam gas, dan diantara gas-gas tersebut terdapat beberapa gas yang dapat menyimpan dan menghalangi laju kehilangan panas dari permukaan bumi ke atmosfer. Sebetulnya yang dikenal sebagai ‘gas rumah kaca’, adalah suatu efek, dimana molekul-molekul yang ada di atmosfer kita bersifat seperti memberi efek rumah kaca. Efek rumah kaca sendiri, seharusnya merupakan efek yang alamiah untuk menjaga temperatur permukaaan Bumi berada pada temperatur normal, sekitar 30°C (Nggieng, 2008),  Gas-gas penyimpan panas tersebut kemudian menyerap dan menyimpan panas bergelombang pendek (matahari) dan bergelombang panjang (bumi) pada atmosfer didekat permukaan bumi sehingga menyebabkan suhu bumi meningkat (Johan. M, 2010).
Segala sumber energi yang terdapat di Bumi berasal dari Matahari.  Dengan jumlah energi ini,  bumi kemudian mengalami pemanasan  dengan rata-rata suhu hanya 27o C  pada awalnya, dan  suhu ini sama dengan rata-rata suhu normal sebuah kamar (Johan. M, 2010).  Menurut teori radiasi matahari selalu konstan dalam memancarkan cahayanya ke bumi, hanya jumlah radiasi yang sampai di bumi dipengaruhi oleh banyak faktor seperti kondisi atmosfer (awan, uap air, kristal garam, debu), posisi bumi terhadap matahari (lintang dan bujur) dan rotasi bumi pada porosnya (pergantian siang dan malam), sehingga suhu bumi selalu tidak stabil. Ketidakstabilan ini yang menyebabkan kondisi  iklim  diberbagai tempat di bumi juga berubah-ubah.
Penyebab Global Warming.
Laporan IPCC (Intergovernmental Panel on Climate Change) tahun 2007, menunjukkan bahwa secara rata-rata global aktivitas manusia semenjak 1750 menyebabkan adanya pemanasan. Perubahan kelimpahan gas rumah kaca dan aerosol akibat radiasi Matahari dan keseluruhan permukaan Bumi mempengaruhi keseimbangan energi sistem iklim. Dalam besaran yang dinyatakan sebagai Radiative Forcing sebagai alat ukur apakah iklim global menjadi panas atau dingin (warna merah menyatakan nilai positif atau menyebabkan menjadi lebih hangat, dan biru kebalikannya), maka ditemukan bahwa akibat kegiatan manusialah (antropogenik) yang menjadi pendorong utama terjadinya pemanasan global. (Handoko, 1995 dalam Cahyono, 2004).
Selain penyebab Global Warming yang sudah dijabarkan seperti Efek Rumah Kaca dan Efek Umpan Balik Karbondioksida, penyebab Global Warming yang lain adalah Variasi Matahari. Variasi dari Matahari, dengan kemungkinan diperkuat oleh umpan balik dari awan, dapat memberi kontribusi dalam pemanasan saat ini. Perbedaan antara mekanisme ini dengan pemanasan akibat efek rumah kaca adalah meningkatnya aktivitas Matahari akan memanaskan stratosfer sebaliknya efek rumah kaca akan mendinginkan stratosfer. Fenomena variasi Matahari dikombinasikan dengan aktivitas gunung berapi mungkin telah memberikan efek pemanasan dari masa pra-industri hingga tahun 1950, serta efek pendinginan sejak tahun 1950.
Dampak Global Warming.
Pada dasarnya, para ilmuan menggunakan model komputerisasi untuk mengukur suhu, pola presipitasi, dan sirkulasi atmosfer untuk mempelajari pemanasan global (Global Warming). Berdasarkan model tersebut, para ilmuan telah membuat beberapa prakiraan mengenai dampak pemanasan global bagi bumi dan wilayah pulau-pulau di bumi.
Dampak Global Warming bagi Bumi.
            Pemanasan Global atau Global Warming tentu membawa dampak yang tidak baik bagi Bumi, seperti:
1.      Naiknya permukaan laut.
Ketika atmosfer menghangat, lapisan permukaan lautan juga akan menghangat, sehingga volumenya akan membesar dan menaikkan tinggi permukaan laut. Pemanasan juga akan mencairkan banyak es di kutub, terutama sekitar Greenland, yang lebih memperbanyak volume air di laut. Tinggi muka laut di seluruh dunia telah meningkat 10 – 25 cm (4 – 10 inchi) selama abad ke-20, dan para ilmuwan IPCC memprediksi peningkatan lebih lanjut 9 – 88 cm (4 – 35 inchi) pada abad ke-21.
2.      Iklim regional tidak teratur.
Para ilmuwan memperkirakan bahwa selama pemanasan global, daerah bagian Utara dari belahan Bumi Utara (Northern Hemisphere) akan memanas lebih dari daerah-daerah lain di Bumi. Akibatnya, gunung-gunung es akan mencair dan daratan akan mengecil. Pada pegunungan di daerah subtropis, bagian yang ditutupi salju akan semakin sedikit serta akan lebih cepat mencair. Musim tanam akan lebih panjang di beberapa area. Suhu pada musim dingin dan malam hari akan cenderung untuk meningkat.
Berlawanan dengan pemanasan yang terjadi, beberapa periode yang sangat dingin mungkin akan terjadi. Pola cuaca menjadi tidak terprediksi dan lebih ekstrem.
3.      Suhu Bumi Cenderung Meningkat.
Orang mungkin beranggapan bahwa Bumi yang hangat akan menghasilkan lebih banyak makanan dari sebelumnya, tetapi hal ini sebenarnya tidak sama di beberapa tempat. Daerah pertanian gurun yang menggunakan air irigasi dari gunung-gunung yang jauh dapat menderita jika snowpack (kumpulan salju) musim dingin, yang berfungsi sebagai reservoir alami, akan mencair sebelum puncak bulan-bulan masa tanam. Tanaman pangan dan hutan dapat mengalami serangan serangga dan penyakit yang lebih hebat.
4.      Penurunan Biodiversitas Organisme.
Hewan dan tumbuhan menjadi makhluk hidup yang sulit menghindar dari efek pemanasan ini karena sebagian besar lahan telah dikuasai manusia. Dalam pemanasan global, hewan cenderung untuk bermigrasi ke arah kutub atau ke atas pegunungan. Tumbuhan akan mengubah arah pertumbuhannya, mencari daerah baru karena habitat lamanya menjadi terlalu hangat.
5.      Dampak Sosial dan Politik.
Pergeseran ekosistem dapat memberi dampak pada penyebaran penyakit melalui air (Waterborne diseases) maupun penyebaran penyakit melalui vektor (vector-borne diseases). Seperti meningkatnya kejadian Demam Berdarah karena munculnya ruang (ekosistem) baru untuk nyamuk ini berkembang biak. Dengan adamya perubahan iklim ini maka ada beberapa spesies vektor penyakit (eq Aedes Agipty), Virus, bakteri, plasmodium menjadi lebih resisten terhadap obat tertentu yang target nya adalah organisme tersebut. hal ini juga akan berdampak perubahan iklim (Climate change)yang bisa berdampak kepada peningkatan kasus penyakit tertentu seperti ISPA (kemarau panjang / kebakaran hutan, DBD Kaitan dengan musim hujan tidak menentu) Selain dampak yang telah dijabarkan di atas, Global Warming juga akan membawa dampak pada peningkatan frekuensi bencana alam, kurang kenyamanan hidup, gangguan kesehatan, dan biaya hidup meningkat.

Sumber :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar