“Heeey,
ngapain kamu melamun disini? Lagi ngeliatin apa sih?”
Panggil Rina temanku yang sedang melihatku
melamun sambil melihat orang aku sukai.
Oh iya, namaku Gita,
aku sekolah disalah satu SMA yang mungkin menurut beberapa orang sekolahku itu
unggulan. Disekolah itu terdapat seorang laki-laki namanya Angga, yang
menurutku tidak tampan dan penampilannya biasa saja. Tapi itu memang seleraku,
aku menyukai cowok yang manis.
Hingga suatu ketika aku
naik kelas dan masuk kelas yang baru. Ternyata “astaga! Aku sekelas dengannya”.
“Cieeeee sekelas sama Angga, cowo yang selama ini kamu suka diam-diam tuh”
Celetuk Rina temanku, “ssssssstttttt… diam! Nanti orangnya tahu, aku malu!!”
Sahutku dengan nada perlahan.
“Gitaaa, ayo cepat kita ganti baju olahraga” Panggil
Rina. “Iyaaa, tunggu sebentar, aku ambil bajuku dulu” Aku pun bergegas menuju
kamar mandi dengan Rina untuk mengganti baju olahraga.
Pada saat jam olahraga
itu aku melihatnya bermain basket, “ya tuhan, makin manis saja dia kalau sedang
bermain basket seperti ini” Ucapku dalam hati, yang hanya bisa mengaguminya
dari kejauhan.
“Wooy ngeliatin aja kamu bisanya, samperin dong,
ungkapin kalau kamu tuh suka sama dia, dari pada kamu diam-diam kaya gini
terus” celetuk Rina. “Tapi rin, mana mungkin? Aku kan cewe, masa iya aku lagi
ungkapin perasaanku ke cowo? Malu kali rin” Jawabku dengan pikiran yang
mustahil. “Heh git, sekarang itu udah gak jaman kali cowo ungkapin perasaannya
duluan ke cewe” Rina semakin menegaskan aku. “Ah masa sih rin?” Jawabku masih
tidak percaya, “baiklah kalau begitu aku coba deh ya” Aku mencoba memberanikan
diri.
“Malam
ga, ini aku gita. Besok kan hari minggu, rencananya aku mau mengajak kamu makan
siang di café XX, kamu ada acara gak besok? Kalau ada, yaaa gak apa-apa, lain
kali aja kita jalannya. Maaf kalau mengganggu kamu sebelumnya”
Begitulah
bunyi sms yang aku kirim pada Angga
“Dia mau gak ya” “Dia ada acara gak ya besok” Ucapku
dalam hati dengan perasaan gak menentu, dan pikiran yang kemana-mana.
“Triiiiinnnng……” Tiba-tiba handphoneku berbunyi, ada pesan yang masuk.
“Maaf
git, aku besok ada acara mau ngantar mama aku ke rumah saudaranya. Mungkin lain
kali kita bisa jalan, lagian tumben banget kamu ngajak aku jalan ada apa?”
Balasan
pesanku dari Angga
“Tuh kan, aku bilang juga apa dia gak bisa kan” “Aduh
mesti jawab apa lagi nih aku” Pikirku yang mulai semakin gak menentu.
“Iya
gak apa-apa ga, kan bisa lain kali hehehehe.. Gak ada apa-apa kok, aku cuma mau
ngajak kamu makan siang aja biar kita bisa makin akrab sebagai teman satu
kelas, lagian kamu di sekolah jadi orang pendiam banget sih hehehe”
Balasku
lagi yang mencoba membuka obrolan dengan sedikit gugup sebenarnya.
“Ah
masa sih aku pendiam? Bisa aja kamu git. Ya udah lain kali kita jalan bareng
ya”
Jawab
Angga
“Yes! Berarti dia mau jalan denganku, lalalalalala”
Teriakku dengan gembira
Hingga hari senin pada
saat jam istirahat. “Triiiinngg…” Handphoneku berbunyi. “Git handphone kamu ada
sms tuh” Panggil Rina. Aku buru-buru mengambilnya dari kantong dan melihat ada
pesan dari siapa.
“Pulang
sekolah aku tunggu didepan gerbang sekolah, kita makan siang bareng”
Begitulah
bunyi pesan yang aku terima
“Angga!! Ini sms dari Angga rin, dia ngajak aku
makan siang bareng pulang sekolah!” Kataku kepada Rina dengan perasaan senang.
“Hah?! Serius kamu git? Waaahh kemajuan pesat kamu, lanjutin git” Tanya Rina
dengan masih gak percaya.
Jam pulang sekolah pun
tiba, dengan perasaan gugup aku pun berjalan menuju gerbang sekolah, disana
sudah ada Angga yang sedang menungguku. Aku pun menyapanya “Hai ga, jadi kita
makan siangnya?”, “Ya jadi lah git, masa gak jadi, ayo ikut aku” Kata Angga.
Dengan menaiki motor
miliknya aku pun bertanya “Kita mau makan dimana ga?”, “udah ikut aku aja”
Sahut Angga. Ternyata aku dibawa kerumahnya, “ini kan rumah kamu ga, ngapain
kita disini?”. “Ya kita makannya dirumah aku, kebetulan orangtua aku lagi pada
sibuk, jadi aku gak ada teman deh. Ya udah ayo masuk!” Ajak Angga kepadaku.
Pada saat selesai makan
di ruang tamu tiba-tiba Angga mendekatiku. “Git aku mau bicara sama kamu” Kata
Angga dengan nada gugup kepadaku.
“Ngomong apa ya ga? Bilang aja hehehe” Sahutku
sambil mencairkan suasananya yang agak tegang.
“Aku… sebenarnya aku, mmmmmm…. Aku sebenarnya, suka
sama kamu” Angga mengungkapan perasaanya kepadaku.
“Apa ga? Kamu…. Kamu suka sama aku?” Jawabku dengan
tidak percaya pada apa yang telah dikatakannya tadi.
“Iya git, sebenarnya aku udah lama suka sama kamu,
dan aku juga tahu kalau sebenarnya kamu juga suka sama aku, tapi aku masih gak
berani ngomong ini sama kamu git” Perkataan Angga semakin bikin hatiku berdegub
kencang.
“Tapi sekarang aku mesti bilang ini sama kamu,
karena aku gak bisa memendam perasaan aku terus terusan git, hati aku juga
pasti gak tenang. Besok aku akan pindah ke Jambi, ikut orangtua aku yang
dipindah tugaskan ke sana” Kata Angga dengan perasaan sedih.
“Apa?!! Kamu mau pindah ga? Tapi kenapa secepat ini,
baru aja kamu ungkapin perasaan kamu ke aku, tapi besok kamu udah mau pergi
aja. Gimana perasaan aku ga?” Jawabku yang penuh tanda tanya dan perasaan yang
sedih.
“Aku ngerti perasaan kamu git, tapi aku mau gimana
lagi. Maafin aku git” Hanya kata itu yang keluar dari mulutnya.
Aku pun dengan perasaan sedih langsung bergegas
pulang. Kecewa, sedih, menyesal hanya itu yang dapat aku rasakan sekarang.
Hari ini pun tiba. Hari
dimana Angga dan keluarganya akan pergi ke Jambi. “Triiiiinngg….” Ada pesan
sampai di handphoneku.
“Git,
baik-baik ya disini. Kamu jangan sedih lagi. Cari cowo yang lebih baik dari
aku, kamu pasti bisa. Aku pamit ya git”
Pesan
terakhir dari Angga
Aku hanya bisa meratapi
pesan itu, karena aku tidak bisa berbuat apa-apa untuk menghalanginya pergi.
Benar apa kata Angga, aku pasti bisa melanjutkan hidupku disini tanpanya, tanpa
dia yang selama ini ada di hatiku.
---SEKIAN---
cerpennya bagus :)
BalasHapus