ACTING
/ AKTING. 1. Kemampuan seorang pemeran bertindak sebagai orang lain.
Penghayatan yang baik terhadap tokoh yang diperankan akan menggerakkan seorang
pemeran untuk menyajikan penampilan yang tepat dan proporsional sesuai dengan
karakter tokoh yang diperankannya. 2. Sebuah proses pemahaman dan penciptaan
tentang perilaku dan karakter pribadi dari seseorang yang diperankan.
Akting yang baik
didasari oleh tiga hal. Pertama, kemampuan si aktor dalam mengeksplorasi
ekspresi eksternal dan internalnya. Kedua, kecerdasan estetika sutradara dalam
menerjemahkan apa yang tersirat dalam sebuan adegan. Ketiga, kehebatan penulis
skenario dalam memberi sentuhan dramatis pada setiap adegan yang diciptakannya.
Akting di depan kamera
sangat berbeda dengan di atas panggung, terutama dalam hal gesture dan body
language. Film atau sinetron menggunakan media kamera, sehingga bisa mengekspos
ekspresi pemeran secara close up. Pemeran pun bisa berbisik dan penonton tetap
bisa mendengarnya. Hal yang demikian tidak bisa terjadi pada pertunjukan teater
di atas panggung.
OVERACTING. Akting yang dinilai berlebihan dan tidak
memiliki kualitas estetis. Contoh: Faye Dunaway dalam film Mommie Dearest
(Frank Perry, 1981).
ACTION. 1. Perintah sutradara terhadap aktor agar
mulai berakting. 2. Komponen utama film-film laga (action), seringkali berupa
adegan kekerasan.
ACTION CUTTING. Teknik editing dengan pemotongan dan
penyambungan satu shot dengan shot lainnya yang berbeda angle, untuk memberi
kesan bahwa syuting dilakukan dengan teknik multi-kamera. Teknik editing ini
dilakukan pada syuting dengan satu kamera, yang pengambilan gambarnya dilakukan
berulang-ulang dengan angle berbeda.
ACTION STILL. Sebuah still-frame yang dimunculkan
terus-menerus sepanjang waktu tertentu, biasanya pada akhir adegan atau akhir
cerita. Still-frame ini bisa dipergunakan sebagai latar belakang credit title
akhir.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar